MembacaSejarah. Keragaman dan perbedaan telah mengakar dalam sejarah, pengetahuan, dan tradisi keagamaan. Hal ini dapat dipelajari dari bagaimana tradisi kuno nun jauh di sana di Mesopotamia, Mesir, Yunani, Romawi, India, Arab, dan Indonesia, yang saling berkelindan serta diwarisi manusia hingga saat ini.Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sebuah keniscayaan bahwa beberapa dari kita pernah mengalami fase krisis intoleransi terhadap perbedaan. Biasanya, fase tersebut dialami ketika masa puber, di mana pada masa tersebut, psikologi kita sedang diuji krisis identitas “siapa saya.” Ditambah dengan pengaruh eksternal, yang kebetulan, materi-materi yang terserap pada fase tersebut adalah materi yang berbau intoleransi. “Apa yang aku yakini adalah yang paling benar, dan yang berbeda denganku adalah salah,” kata egoisnya kala dengan yang berbeda kepercayaan agama, hingga yang berbeda secara sekte atau mazhab adalah beberapa bentuk krisis intoleransi. Terlepas dari kebenaran teologis, atau agama apa yang benar, sikap intoleransi adalah bentuk multikulturalisme yang diciderai. Padahal jika dilihat lebih dalam, setiap agama mengajarkan nilai-nilai toleransi sebagai bentuk dalam agama Kristen, disebutkan dalam Kitab Perjanjian Baru Galatia 328 bahwa semua manusia berasal dari suku, bangsa, serta kelas sosial dipersatukan dalam Kristus. Artinya, semua orang mendapatkan kasih Kristus tanpa memandang siapa dan dari mana asal-usul mereka. Adapun dalam kitab suci agama Hindu, nilai aplikasi-multikulturalisasi ini dapat dijumpai dalam Kitab Yajur Weda Disebutkan bahwa “seseorang yang mengangap seluruh umat manusia memiliki atman yang sama dan dapat melihat semua manusia sebagai saudaranya, orang tersebut tidak terikat dalam ikatan dan bebas dari kesedihan.” Sesama manusia pada sejatinya adalah saudara, seorang makhluk yang diberikan jiwa dari Yang Kuasa. Sementara itu, di dalam Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam, dalam salah satu ayatnya Al-Hujurat 49 13 menjelaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan gender laki-laki dan perempuan, kemudian Ia jadikan mereka menjadi suatu kumpulan manusia yang berbangsa-bangsa, bersuku-suku agar manusia dapat saling mengenal. Ibn Asyur menjelaskan bahwa ayat ini berkaitan tentang pentingnya untuk bermu’amalah dan menjaga konsekunsinya adalah sesama manusia dilarang untuk merendahkan orang lain. Karena boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari pada yang merendahkan, sebagaimana yang disebutkan pada dua ayat sebelumnya. Menurut Ibn Katsir, perbuatan merendahkan manusia ini merupakan tindakan yang haram ajaran dari beberapa agama yang disebutkan di atas, meskipun dengan kepercayaan teologis Tuhan yang berbeda, namun kesemuanya mengajarkan nilai kesetaraan manusia atas suratan Tuhan yang menghendaki perbedaan-perbedaan bagi makhluk-Nya. Tidak cukup hanya dari nilai dan ajaran agama, namun perlu aktualisasi kesadaran akan perbedaan yang mewujudkan kesadaran pluralisme-multikulturalisme, perlu adanya bangunan komunikasi lintas budaya maupun antar budaya yang beroperasi dalam masyarakat multikultural. Setidaknya ada tiga unsur penting selama membangun proses komunikasi, yakni pertemuan berbagai kultur dalam waktu dan tempat tertentu, pengakuan terhadap pluralisme-multikulturalisme, dan perubahan perilaku individu. Ketika berbicara multikulturalisme yang berkaitan dengan persoalan kodrat manusia, maka yang hadir adalah sebuah keanekaragaman kultural, kesetaraan dalam perbedaan, dialog antar budaya, kebebasan berbicara tanpa pandang status sosial, serta dinamika kebudayaan dalam konteks globalisasi. Manusia yang multikultural akan bersinggungan dengan sebuah kesetaraan atau antipati, intoleransi pada “keanekaragaman dan perbedaan kulural” akan berbuntut panjang pada sikap diskriminatif. Sikap tersebut akan semakin mebuat gap jika tanpa ada komunikasi dan solusi. Pada akhirnya pluralisme-multikulturalisme ini tidak dapat lepas dari isu mayoritas dan minoritas, dominan atau tidak dominan dalam sebuah kelompok. Nilai-nilai ajaran agama yang berupa toleransi, menghargai, simpati-empati, dan yang utama adalah pengakuan terhadap perbedaa-perbedaan itulah yang menjadi benteng kerukunan umat manusia sebagai aktualisasi kesadaran akan perbedaan yang digariskan Sang Pencipta. Lihat Sosbud Selengkapnya Tuhanmenciptakan perbedaan pada setiap manusia dan perbedaan itu merupakan . - 38311344 rofafata94 rofafata94 10.02.2021 PPKn Sekolah Menengah Pertama terjawab Tuhan menciptakan perbedaan pada setiap manusia dan perbedaan itu merupakan . 2 Lihat jawaban jadikan jawaban tercerdas y Anugrah Tuhan Yang Harus Kita Syukuri. Penjelasan anugerahTuhan yang harus kita syukuri. suatu masalah yang perlu menjadi perhatian. suatu kondisi yang perlu diwaspadai. Semua jawaban benar. Jawaban yang benar adalah: B. anugerah Tuhan yang harus kita syukuri. Dilansir dari Ensiklopedia, tuhan menciptakan perbedaan pada setiap manusia dan perbedaan itu merupakan anugerah Tuhan yang harus kita Tuhanmenciptakan kita bermacam-macam. Baik dalam hal suku, ras, warna kulit, bentuk wajah, bentuk tubuh dan lainnya. Tapi kebermacaman itu bukanlah alasan manusia untuk saling bertempur. Sebaliknya, ada nilai kebersamaan dan kasih sayang yang harus diwujudkan. Perbedaan dan keragaman merupakan sebuah keniscayaan di dalam kehidupan ini. Tuhaningin manusia Tahu Adam Dan Hawa bahwa 2 jenis kelamin yang berbeda. Sama hal nya juga hewan (jantan/betina), tumbuhan (bunga/sari, koreksi jika salah). Oleh karena itu manusia, hewan Dan tumbuhan Bisa berkembang biak. Tidak mungkin Tuhan Hanya Menciptakan 2 manusia aja. Jika memang Tuhan menciptakan 2 manusia saja.
Tuhanmenciptakan perbedaan pada setiap manusia dan perbedaan itu merupakan a suatu masalah yang wajib kita hindari B suatu masalah yang perlu menjadi - 3999789 handriyanyi handriyanyi 01.04.2021
Jikamanusia memiliki peran sebagai pengganti Tuhan di bumi, maka setidaknya manusia harus mengupayakan sifat-sifat dan nama-nama Tuhan ada dalam diri mereka. Pemahaman karakter inilah yang sudah melekat dalam diri para leluhur bangsa. Dengan penanaman kembali nilai-nilai ketuhanan dalam diri manusia, sifat-sifat individual akan hilang dalam
Tuhanmenciptakan perbedaan pada setiap manusia dan perbedaan itu merupakan? suatu masalah yang wajib kita hindari; anugerah Tuhan yang harus kita syukuri; suatu masalah yang perlu menjadi perhatian; suatu kondisi yang perlu diwaspadai; Semua jawaban benar; Jawaban: B. anugerah Tuhan yang harus kita syukuri.
.